Saat ini tato telah menjadi produk seni dan kecantikan. Tapi oleh kalangan tertentu, tato masih dianggap tabu. Bahkan zaman dulu, orang yang punya tato terkesan jelek, norak, kriminal, sarat akan kekerasan, dan mirip orang jahat.
"Ada semacam persepsi bahwa orang yang bertato itu selalu dianggap orang jahat. Padahal presentase pelaku kejahatan di Indonesia kalau dihitung lebih banyak yang tak bertato dari pada yang bertato. Koruptor dan teroris adalah orang-orang yang kulitnya bersih dari tato. Mereka terlihat bersih dari luar, tapi di dalam (hati)nya kotor,” kata Jering, drummer Band SID (Superman is Dead). Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa seharusnya kita melihat orang tidak pada tampilan luarnya. Karna memvonis seseorang itu bukan atas dasar warna-warna pada kulitnya, melainkan sikap dan perbuatannya.
Okey, mungkin itu nilai positif orang yang bertato. Memang ada benarnya apa yang dikatakan oleh Jering. Tapi tunggu dulu kalau kamu pingin punya tato. Why, kenapa? Mari kita simak kasus-kasus orang yang menyesal karena pernah punya tato:
- Karena cinta, bisa saja seseorang menuliskan nama pacar atau kekasihnya dengan menato dadanya. Tapi setelah putus dan ganti pasangan, apa ia masih akan membiarkan nama itu menempel di kulitnya? Trend dari masa ke masa juga terus berubah-ubah. Jika trend di tahun 2010 adalah tato gambar kelelawar, bisa jadi di tahun 2011 adalah tato gambar tokek. Lebih lanjut, jika trend di tahun berikutnya adalah kulit yang bersih dari tato, ia akan berusaha untuk menghapus semua tato. Biaya menato tubuh hanya berkisar ratusan ribu Rupiah. Tapi kalau bosan dengan tatonya sendiri, seseorang harus mengeluarkan uang jutaan Rupiah untuk menghapusnya.
- Mantan pemain Arsenal, Karl Fredrik Ljungberg punya tato macan di pinggang kanan dan punggungnya. Ia sering mengalami migren (sakit kepala) secara tiba-tiba. Sialnya, rasa sakit itu bisa berlangsung selama 2 minggu. Semula, tim dokter menyangka bahwa pusing di kepala Ljungberg karena kanker. Tapi, setelah melalui proses pemeriksaan yang panjang, akhirnya (pada Mei 2005) menemukan penyebabnya. Dokter menemukan racun yang berasal dari tinta tato di tubuhnya. Ljungberg ternyata alergi dengan tinta tato. Dan alergi ini menimbulkan reaksi pada jaringan getah bening yang ada di pinggang, sehingga menyebabkan peradangan pada jaringan saraf. Saraf yang terganggu inilah yang ditenggarai memicu migren.
- Kasus hampir serupa juga dialami oleh seorang remaja yang tinggal di Burlington, Vermont, Amerika. Gara-gara rajahan tato di tubuhnya, ia divonis mengidap penyakit yang sangat mengerikan dan belum ada obatnya, yakni systemic lupus erythematosus (Lupus). Menurut dokter yang menanganinya, ia terjangkit Lupus karena tercemar virus yang berasal dari jarum tato.
- Mereka yang suka merajah tubuh sangat berisiko tinggi terserang berbagai penyakit. Soalnya, merajah juga berarti melukai badan. “Dari luka inilah lazimnya banyak bibit penyakit yang masuk ke dalam tubuh,” kata Dr. Irma Bernadette Simbolon, dokter ahli kulit dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta.
- Industri tato tidak mendapat pengawasan ketat sebagaimana industri makanan dan obat-obatan. Tinta tato yang beredar di pasaran umumnya dibuat dari bahan kimia yang patut dikelompokkan ke dalam unsur logam berat, seperti arsenik, mercury, dan bismuth, yang berbahaya buat kesehatan.
Masih pingin tampil keren dan macho dengan tato di lengan? Atau ingin tambah cantik dan seksi dengan tato dibawah pusar? Hmmmh...! Siapa yang mau lihat? Kalau pun mau tampil OK dan PD (percaya diri), sebenarnya gak perlu corat-coret kulit. Cukup dengan berpenampilan sederhana tapi otaknya smart.
Setelah menyimak kasus-kasus di atas, yang berakal sehat pasti bilang “TATO, GA' BANGET.” Sebab kalau kita mau melihat lagi, ada survei yang pernah dilakukan di Amerika menyebutkan bahwa dari sekitar 10 juta orang yang bertato, 50% di antaranya ternyata malah berniat menghilangkan gambar tatonya. Banyak alasan yang dikemukakan mereka. Mulai dari sulit mencari pekerjaan hingga merasa bosan. Bahkan tak sedikit di antaranya yang menyatakan menyesal.
Setelah menyimak kasus-kasus di atas, yang berakal sehat pasti bilang “TATO, GA' BANGET.” Sebab kalau kita mau melihat lagi, ada survei yang pernah dilakukan di Amerika menyebutkan bahwa dari sekitar 10 juta orang yang bertato, 50% di antaranya ternyata malah berniat menghilangkan gambar tatonya. Banyak alasan yang dikemukakan mereka. Mulai dari sulit mencari pekerjaan hingga merasa bosan. Bahkan tak sedikit di antaranya yang menyatakan menyesal.
Kalau Saat ini Masih Bertato, Gimana Jika Ingin Menghilangkannya?
Banyak cara untuk menghilangkan tato. Dulu, orang menghilangkan tato dengan cara menyetrika kulitnya. Hasilnya, tato permanen tersebut hilang, tapi ganti kulitnya yang cacat permanen. Kalau misalnya tato itu ada di wajah, seberapa ngeri ya nyetrikanya? Hiiii...
Saat ini ada teknologi laser yang bisa menghilangkan tato. Teknologi ini tergolong paling mudah dan efektif, namun prosesnya tetap berulang-ulang dan bahkan butuh waktu berbulan-bulan untuk menghilangkannya. Bekas tato yang dihapus pun masih masih menunjukkan warna yang lebih terang, alias membekas.
Cara lain untuk menghilangkannya adalah dengan cara menipiskan lapisan kulit yang dirajah. Kemudian menggunakan garam dan asam untuk mengangkat pigmen tato tersebut. Dengan cara itu pun kulit belum bisa kembali seperti saat sebelum ditato.
Banyak sekali resiko yang diakibatkan oleh rajahan tato di tubuh. Agama kita sendiri melarang umatnya bertato. Beberapa Hadits meriwayatkan bahwa Rasulullah melaknat orang yang menato dan orang yang minta ditato. Yang demikian karena Islam melarang umatnya merusak diri sendiri. (Shahih Al-Bukhari no. 5933, dan Shahih, Muslim no. 3966)
Bagaimana hukumnya jika seorang muslim masih memiliki tato, sedangkan ia sudah bertaubat?
- Tato yang menempel di kulit bisa menghalangi sahnya berwudhu, sehingga berakibat tidak sah salatnya.
- Kalau ia bisa menghilangkannya dengan pengobatan atau operasi, maka ia wajib menghilangkannya. Tapi jika operasi tersebut bisa membuatnya cacat atau hilangnya fungsi anggota tubuh, maka ia tidak wajib menghilangkan tatonya. Ini masuk dalam bab rukhsah (dispensasi syari’ah) dan salatnya tetap sah.
- Jika kendala untung menghilangkan tato adalah biaya yang tak terjangkau, maka ia harus tetap berusaha untuk menjangkaunya.


12.38
Fiqih Gaul

0 komentar:
Posting Komentar